Tuesday, December 11, 2012

Pengertian Sanad Hadits


1. Pengertian sanad ‎
Secara etimologi sanad adalah ‎السَّنَدُ ما ارتَفَعَ من الأَرض في قُبُل الجبل أَو الوادي‎, bagian bumi atau ‎jurang yang menonjol. Bentuk jamaknya adalah ‎أَسْنادٌ‎.‎ ‎ Atau juga bisa dikatakan dengan ‎al-mu’tamad, sesuatu yang dipegangi dengan kuat.‎
Sedangkan pengertian sanad secara terminologi menurut Mahmut Thohan adalah
سلسلسة الرجال الموصلة للمتن
Silsilah orang-orang yang menghubungkan kepada matan hadits.‎ Yang dimaksud dengan ‎silsilah orang-orang adalah rentetan rowi mulai yang pertama sampai yang terakhir ‎bersambung kepada Rasul s.a.w. Jadi pengertian sanad ini adalah dilihat dari
rentetan ‎penyampai hadits secara keseluruhan, bukan secara parsial satu-persatunya mereka. ‎Karena jika titik pandangnya adalah satu persatunya dari jumlah mereka, maka silsilah ‎orang-orang tersebut disebut dengan rawi bukan sanad lagi.‎
Sedangkan menurut M. Agus Sholahuddin mengutip pendapat Ajaj Al-Khotib, sanad ‎adalah,‎
طريقة المتن او سلسلة الرواة الذين نقلوا المتن عن مصدره الاول
Jalan matan hadits atau silsilah rawi yang mentransformasikan redaksi hadits dari ‎sumbernya yang pertama (Rasul saw).‎
Dengan demikian, maka komposisi sanad hadits adalah seluruh pentransformer yang ‎berada dalam jalur silsilah hadits, mulai mukhorrij yang mencatat hadits dalam buku ‎haditsnya sampai Rasul saw.‎ Contohnya adalah hadits
ثنا مُسَدد ثنا أبو عوانة عن داود بن عبد الله عن حميد الحميري قال : لقيت رجلا صحب النبي صلى الله عليه و سلم أربع سنين كما ‏صحبه أبو هريرة قال " نهى رسول الله صلى الله عليه و سلم أن تغتسل المرأة بفضل الرجل أو يغتسل الرجل بفضل المرأة " زاد ‏مسدد " وليغترفا جميعا " ‏
Artinya: (Berkata Abu Dawud): Telah menceritakan kepada kami Musaddad, telah ‎menceritakan kepada kami, Abu ‘Awanah dari dawud bin Abdillah dari Humaid Al-‎Himyari, ia berkata: “Aku pernah berjumpaseorang pria yang pernah bersahabat dengan ‎Nabi saw. empat tahun lamanya, sebagaimana Abu Hurairah pernah bersahabat ‎dengannnya, ia berkata Rasululllah saw. melarang perempuan mandi bekas air mandi ‎laki-laki, atau laki-laki mandi bekas air mandi perempuan, tetapi hendaklah kedua-duanya ‎mencedok air bersama-sama (dari tempat mandi). (H.R. Abu Dawud)‎ 
Dalam hadits tersebut yang dinamakan sanad adalah
ثنا مُسَدد ثنا أبو عوانة عن داود بن عبد الله عن حميد الحميري ‏‎ ‎قال : لقيت رجلا صحب النبي صلى الله عليه و سلم ‏أربع سنين كما صحبه أبو هريرة قال " نهى رسول الله صلى الله عليه و سلم
Telah menceritakan kepada kami Musaddad, telah menceritakan kepada kami, Abu ‎‎‘Awanah dari Dawud bin Abdillah dari Humaid Al-Himyari, ia berkata: “Aku pernah ‎berjumpa seorang pria yang pernah bersahabat dengan Nabi saw. empat tahun lamanya, ‎sebagaimana Abu Hurairah pernah bersahabat dengannnya, ia berkata berkata Rasululllah ‎saw. melarang, ....‎
Dari contoh hadits tersebut, sanad hadits yang bersankutan adalah Abu ‎Dawud → Musaddad → Abu ‘Awanah → Daeud bin Abdillah → Humaid Al-Himyari ‎‎→ Seorang pria → Rasul s.a.w..‎
‎2.2. Isnad, Musnid, dan Musnad
Dalam pembahasan sanad, terdapat tiga term yang berkaitan erat ‎dengannnya , yaitu isnad, musnaad, dan musnid.‎
Isnad, sebagaimana ditulis Mahmud Thohan dalam bukunya, Taisir ‎Mustholah hadits mempunyai dua makna, yang pertama
عزو الحديث الى قائله مسندا
Artinya: Mengasalkan hadits kepada orang yang mengatakannya.‎
Yang kedua adalah ‎
سلسلة الرجال الموصلة للمتن
Artinya: Silsilah orang-orang yang menghubungkan hadits kepada matan.‎
Jika kita memperhatikan definisi kedua yang diketengahkan Mahmud ‎Thohan, maka istilah isnad adalah murodif dari sanad.‎ 
Musnid, sebagaimana pendapat Jamaluddin Al-Qosimi adalah
أن المسند ((بكسر النون)) هو من يروي الحديث بإسناده سواء كان عنده علم به أو ليس له إلا مجرد روايته‏
Artinya: Musnid adalah seseorang yang meriwayatkan hadits dengan sanadnya, baik dia ‎mengerti apa yang diriwayatkannya atau tidak.‎ ‎ ‎
Berdasarkan definisi Jamaluddin al-Qosimi tentang musnid, maka derajat musnid ‎lebih rendah dari muhaddits, hafid, dan hakim. Karena secara definitif, al-muhadits ‎adalah seseorang yang menyibukan dirinya dengan mempelajari ilmu hadits, baik yang ‎diroyah atau riwayah serta mempunyai pengetahuan mendalam tentang berbagai riwayat ‎dan derajat rawinya. Adapun al-hafid secara definitif memiliki dua arti, yang pertama ‎adalah menurut mayoritas ulama hadits bahwa al-hafid adalah murodif dari al-muhaddits; ‎yang kedua adalah bahwa derajat al-hafid lebih tinggi dari al-muhadddits berdasarkan ‎bahwa pengetahuannnya tentang berbagai thobaqot, tingkatan rawi lebih banyak dari ‎yang tidak diketahuinya. Sedangkan al-hakim menurut sebagaian ulama adalah seseorang ‎yang menguasai mayoritas hadits riwayah dan diroyah.‎ 
Adapun definisi musnad secara etimologi adalah isim maful dari sanada yang ‎bermakna menyandarkan sesuatu. Sedangkan secara terminlogi adalah,‎
المسند: الذي اتصل سنده إلى رسول الله‏
المسند: كتاب الحديث الذي يرتب الاحاديث على حسب أسماء الصحابة مرفوعة للرسول، ومنه مسند الامام أحمد
Pertama bermakna hadits yang sanadnya bersambung sampai Rasul saw;  kedua, berarti ‎nama satu kitab hadits yang ditulis berdasarkan tartib nama-nama para sahabat rawi ‎hadits, seperi kitab Musnad Imam Ahmad.‎ 
‎2.3. Silsilatud Dzahab (tinggi-rendahnya sanad)‎
Istilah silsilatud dzahab, adalah sebuah istilah yang muncul dari kajian sanad sebuah ‎hadits sahih Rasul saw. Sanad hadits sahih sebagaimana telah kita ketahui bersama-sama ‎adalah terdiri dari beberapa rawi yang dalam kajian ilmu jareh wa ta’dil memiliki derajat ‎yang berbeda-beda dalam derajat kedlobitan dan keadilanya, mulai dari yang berderajat ‎rendah, sedang, dan tinggi. Derajat yang tinggi dari sebuah sanad hadits sahih inilah yang ‎oleh para ulama hadits dinamakan dengan sislsilatud dzahab. Karena itulah dalam istilah ‎hadits shahih, kita mengenal hadits shahih yang muttafaq alaih, disepakati sebagai hadits ‎shahih dan mukhtalaf alaih, hadits yang derajat shahihnya masih diperdebatkan diantara ‎ulama’ hadits.‎
Kemudian para muhaditsin mengklasifikasikan tingkatan sanad sebuah hadits ‎menjadi tiga bagian, yaitu:‎
a. As-shohhul Asanid (sanad yang paling sahih)‎
berdasarkan perbedaan derajat hadits sahih bila ditinjau dari terpenuhinya secara ‎sempurna seluruh syarat-syarat hadts sahih lebih spesifiknya dalam kajian sanadnya, maka ‎Ibnu Sholah menolak adanya kalim istilah ashohhul asanid  secara mutlak tanpa di baatasi ‎dengan sifat tertentu, seperti ashohhul asanaid menurut Abu Hurairah r.a. atau dikhusskan ‎pada tempat tertentu, sperti ashahul asanid dari penduduk madinah, atau dikhususkan ‎apada masalah tertentu, ketika akan menilai matan suatu hadits, misalnya ashohhul asanid ‎dalam bab sholat atau yang lainnya.‎
Namun pendapat Ibnu Sholah ini ditentang oleh segolangan ulama’ ahli hadits yang ‎tetap mempergunakan istilah ashohhul asanid secara mutlak tanpa batasan khusus ‎sebagaimana disebut diatas.‎
Contoh ashohhul asanid yang mutlak, seperti:‎
‎1.‎ Menurut ishaq bin Rowahaih dan Ahmad bin Hambal, yaitu Az-Zuhri dari salim bin ‎‎‘Abdillah dari ayahnya (‘Abdillah bin Umar).‎
‎2.‎ Menurut ‘Amer bin ‘Ali Al-Falas dan ‘Ali bin Al-madini, yaitu Muhammad bin Sirrin ‎dari Ubaidah dari ‘Ali.‎
‎3.‎ Menurut Abu Bakar bin ‘Abi Syaibah, yaitu Az-Zuhri dari Ali bin Husain dari ayahnya ‎dari ‘Ali. ‎
‎4.‎ Menurut Imam Bukhori, yaitu Malik dari nafi’ dar Ibnu Umar.‎
‎5.‎ Menurut Abu Mansur Abdul Qodir bin thohir At-Tamimi, yaitu As-Safi’i dari Malik, ‎dari Nafi’ dari Ibnu Umar.‎ 
Contoh ashohul asanid secara muqoyyad adalah sebagaimana berikut:‎
‎1.‎ Menurut sahabat tertentu, yaitu:‎
a.‎ Umar ibnul Khottob r.a., yaitu yang diriwayatkan oleh Ibnu Syihab Az-zuhri dari ‎Salim dari salim bin Abdullah bin Umar.‎
b.‎ Ibnu Umar r.a., yaitu yang diriwayatkan oleh malik dari Nafi’ dari ibnu Umar.‎
c.‎ Abu Hurairah r.a., yaitu yang diriwayatkan oleh Az-zuhri dari Ibnu musyayyab ‎dari Abu Hurairah r.a..‎
‎2.‎ Menurut Kota tertentu, yaitu:‎
a.‎ Kota Mekkah, yaitu yang diriwayatkan oleh Ibnu Uyain ah dari ‘Amru bin Dinar ‎dari jabir bin Abdullah r.a.‎
b.‎ Kota Madinah, yaitu yang diriwayatkan oleh Ismail bin Abi Hakim dari Abidah ‎bin Abi Sufyan dari Abu Hurairah r.a.‎ 
Adapun faedah dari mengetahui derajat hadits sahih bermartabat ashohhul asanid ‎adalah:‎
a.‎ Ketenangan hati dan kemantapan beramal berdasarkan hadits sahih.‎
b.‎ Hadits yang harus dipakai pegangan dasr hukum ketika terjadi perbedaan hukum ‎dalam kandungan redaksi hadits yang sama-sama shahih.‎ 
b. Ahsanul asanid
Hadits sahih yang derajatnya ahsanu asanid lebih rendah dari yang berderajat ashohhul ‎asanid. ‎
Contoh hadits shohih yang berderajat ahsanul asanid adalah:‎
‎1.‎ Az-Zuhri dari ‘Ali bin Husain dari ayahnya dari ‘Ali.‎
‎2.‎ Az-Zuhri dari ubaidillah bin Abdullah bin ‘Utbah bin mas’ud dari ibnu ‘Abbas dari ‎umar r.a.‎
‎3.‎ Ayyub dari Muhammad bin Sirin dari ‘Ubaidah dari ‘Ali r.a.‎
‎4.‎ Manshur dari Ibrahim dari ‘Al-Qomah dari Ibnu Mas’ud r.a.‎ 
C. Adh’aful asanid
Sebagaimana sebagian ulama’ menolak istilah ashohhul asanid secara mutlak bagi ‎sanad hadits sahih, mereka juga menolak istilah adh’aful asanid secara mutlak tanpa ‎pembatas; baik berupa thobaqot rawi atau suatu tempat.‎ 
Contoh rangkaian sanad yang adh’aful asanid, yaitu:‎
‎1.‎ Yang muqoyyad, terbatas kepada sahabat:‎
a.‎ Abu Bakar Ash-Shidiq r.a., yaitu yang diriwayatkan oleh shadaqah bin Musa dari ‎Abi Ya’qub Farqad bin Ya’qub dari Murrah Ath-thayyib dari Abu Bakar r.a.‎
b.‎ Ali bin Abu tholib r.a.,  yaitu yang diriwayatkan oleh Amru bin Syamir dari Jabir ‎Al-Ju’fi dari Haris Al-A’war dari Ali bin Abu tholib r.a.‎ 
‎2.‎ Yang muqoyyad, dibatasi dengan kependudukan (tempat)‎
a.‎ Kota Yaman, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh Hafsh bin ‘Umar dari Al-hakam ‎bin Aban dari ‘Ikrimah dari Ibnu Abbas r.a.‎
b.‎ Kota Mesir, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad bin Muhammmad bin Al-‎Hajjaj Ibnu Rusydi dari ayahnya dari kakeknya dari Qurrah bin Abdurrrahman ‎dari setiap orang yang memberikan hadits kepadanya.‎
c.‎ Kota Syam, yaitu hadits yang diriwayatkan oleh Muhammad bin Qois dari ‎Ubaidillah bin Zahr dari Ali bin zaid dari Al-Qosim dari Abu Umamah r.a.‎ 

belajar komputer
Jika berkenan, mohon bantuannya untuk memberi vote Google + untuk halaman ini dengan cara mengklik tombol G+ di samping. Jika akun Google anda sedang login, hanya dengan sekali klik voting sudah selesai. Terima kasih atas bantuannya.
Judul: Pengertian Sanad Hadits; Ditulis oleh Unknown; Rating Blog: 5 dari 5

No comments:

Post a Comment